Desa Bantarsari – Warga Bantarsari duduk tenang sembari mendengarkan presentasi pembuatan teh daun jambu kristal. Sesekali Lalan Jaelani, peserta IBD, menterjemahkan presentasi dari relawan Indonesia Bangun Desa yang berasal dari negeri sakura ini. Pasalnya Ia hanya mampu berbicara dalam bahasa Jepang dan Inggris sehingga membutuhkan translator agar pesannya bisa dimengerti.Takeo namanya, Selama 2 (dua) bulan Ia menempati Desa Bantarsari untuk mengembangkan potensi Desa Bantarsari. Dari hasil survey lapang dan riset yang Ia lakukan, Takeo berhasil meramu produk teh daun jambu kristal atau yang dikenal di Jepang dengan sebutan Guava Leaf Tea. Bersama peserta IBD, kegiatan dimulai dari turun lapang, riset, pilot project pembuatan produk, presentasi, dan pembentukan kelompok usaha. Tak hanya Guava Leaf Tea yang ditemukan, relawan ini juga mengembangkan produk dress yang diadopsi dari makanan favorit orang Jepang.
Dalam presentasinya, Takeo menjelaskan tata cara pembuatan Guava Leaf Tea, takaran, prosesnya, hingga produk ini layak dikonsumsi dan dijual. 30 warga yang datang tampak antusias dan tidak sabar mencoba teh dan dress-nya. “Saya ingin beli daun tehnya aja deh, biar gampang dan tidak perlu mengolah sendiri dari awal” ucap salah satu warga yang disambut tawa oleh warga lainnya.
Kepala Desa Bantarsari, Bapak Lukman, mengatakan sudah menyiapkan kelompok usaha pengolahan hasil pertanian sebanyak 10 orang untuk mengkomersilkan produk ini. Di Bantarsari Jambu Kristal menjadi usaha pertanian yang dominan dan menggunakan sebanyak 25 hektar lahan.
“Kemarin sudah Saya sounding ke Dinas Kesehatan Kab. Bogor agar produk-produk yang telah dibuat dapat diproses perizinan P-IRT (pangan industri rumah tangga, red). Produk yang sudah disiapkan antara lain sari buah, dodol, puding, nastar, bolu, saos (dress), dan termasuk teh ini, semua berasal dari bahan yang sama, Jambu Kristal” ucap Pak Lukman.
Tinggalkan Balasan